Senin, 03 Januari 2011

aplikasi komputer bagi perawat

BAB I
 PENDAHULUAN

Komputer merupakan alat modern yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.Mulai dari mengerjakan pekerjaan kantor, multimedia, hiburan, bahkan rumah sakit. Dewasa ini perkembangan komputer semakin berkembang dan masih akan terus berkembang tanpa batas.
 Kita sebagai calon perawat masa depan mau tidak mau harus mengikuti perkembangan kemajuan teknologi khususnya bidang komputerisasi agar hal tersebut dapat mempermudah dalam pekerjaan, dan tidak dapat dipungkiri perkembangan komputerisasi dalam keperawatan membawa efek positif dan efek negative.
Atas dasar itu kami mencoba membahasnya dalam bentuk makalah dengan harapan dapat berguna bagi teman-temen calon perawat masa depan khususnya bagi kami. Makalah ini kami susun sangat simpel agar para pembaca mudah mencernanya dan tidak bosan membacanya, Kami selaku penulis mohon maaf jika ada pembahasan yang kurang tepat dan menyimpang, karena kami masih dalam proses belajar. Selamat membaca.


  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Aplikasi Komputer dalam Keperawatan
Pelayanan dan manajer keperawatan harus memasukkan banyak data/informasi mengenai pasien mulai dari saat masuk hingga pasien pulang. Komputer mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian, dan dampaknya akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan pekerjaan selama beberapa dekade.
Sebuah Sistem Informasi Rumah Sakit diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan, laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji. Dikebanyakan Rumah Skait aplikasi komputer untuk perawat lebih banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti, pengurusan administrasi, izin pulang, laboratorium, pengobatan, dan sebagainya. Perawat dituntut untuk membangun jaringan sesama profesi dan kolega, baik ditingkat lokal, nasional, maupun internasional, dimana dapat menggunakan aplikasi komputer yang berbasis online/internet. Untuk itulah perawat harus memiliki skil dalam mengoperasikan komputer.
Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi. (Sutedjo, 2002). Menurut Eko (2000), sistem informasi merupakan suatu kumpulan komponn-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.
Menurut Azwar (1996), pada pelaksanaan pelayanan nonmedis diwakili oleh kalangan administrasi (administrator). Tugas utamanya adalah mengelola kegiatan aspek nonmedis rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Perwalian (penentu kebijakan rumah sakit).
Perangkat aplikasi adalah program praktis yang digunakan untuk membantu pelaksanaan tugas yang spesifik seperti menulis, membuat lembar kerja, membuat presentasi, mengelola database dan lain sebagainya.
Rekam medis berbasis komputer adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit
Tujuan pengembangan sistem informasi ini tak lain adalah untuk :
1.    Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan suatu nilaitambah bagi manajemen
2.    Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit
3.    Memberikan dasar pengawasan bagi manajemen yang kuat dalam bentuk suatu struktur pengendalian intern didalam sistem yang dikembangkan.
2.2  Bentuk Aplikasi Komputer dalam Keperawatan
·      Elektronic chart
Sistem ini dikembangkan di departemen radiologi. Hasil penelitian aplikasi ini didapatkan bahwa ada beban kerja perawat dengan sistem ini menjadi 28,2% lebih rendah dari menggunakan kertas. Beban kerja perawat secara keseluruhan terjadi penurunan secara bermakna yaitu sebesar 20,6%, beban kerja staf administrasi meningkat 28,4% (Youngyih Han, Seung Jae Huh, Sang Gyu Ju, Yong Chan Ahn, Do Hoo san Lim, Jung Eun Lee and Won Park, 2005, dalam http://jjco.oxfordjournals.org/terms.shtml.).
·         Computerized whiteboard
Aplikasi ini dibutuhkan di bagian perawatan gawat darurat dan hal ini sangat penting. Hal ini karena dalam perawatan gawat darurat dibutuhkan analisis tinggi dan cepat sehingga dapat dengan cepat mangambil keputusan atas keadaan klien. Keputusan yang cepat dan tepat akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keperawatan pada khususnya. Computerized whiteboard  yaitu sistem informasi keperawatan berbasis computer yang dimodifikasi dengan menambahkan layar lebar di Whiteboard. Tayangan yang lebar di Whiteboard akan memudahkan setiap tenaga kesehatan dan pasien untuk melihat informasi yang diperlukan, termasuk perkembangan kondisi kesehatan klien. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan kualitas asuhan pasien dan terjadi efesiensi waktu dan tenaga.
·         Computer-Based Patient Record (CPR) systems
Yaitu melakukan pencatatan terhadap kondisi dan perkembangan penyakit pasien dengan menggunakan komputer. Dalam sisitem ini dilengkapi sistem pemantauan klien secara progresif. Sistem ini dikembangkan oleh Jose A. Borges, Merbil Gonzalez, Jose Navarro, and Nestor J. Rodriguez pada tahun 1997 (http://www.computer.org/portal/pages). Dalam penelitian mereka tentang aplikasi sistem tersebut, ditemukan bahwa terjadi penurunan biaya administrasi.
·         Personal digital assistance (PDA)
Komputerisasi dokumentasi keperawatannya dengan mengembangkan sistem link lokal. Sistem ini dikembangkan dengan memadukan teknologi link lokal seperti wifi, wlan. Sistem ini dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang. Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan. Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non emergensi.
Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki, 2003, dalam http://google.books.co.id).
·         Radio frekuensi identification (RFID)
Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan, menyimpan daftar obat, menyimpan data pasien, yang paqqling menarik adalah fungsinya sebagai alat pelacak. RFID dapat melacak keberadaan pasien (yang berbeutuk seperti gelang yang di pasangkan ketangan pasien), melacak keberadaan alat kesehatan (biasanya pada alat mahal dan bersifat darurat).



Beberapa bentuk Sistem Informasi Rumah Sakit
1.    web based electronic health record
Model web based electronic health record yang memungkinkan pasien menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet. Data tersebut kemudian dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah diotorisasi oleh pasien. Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi telemedicine yang tidak berjalan secara real time.
2.    Smart card
Pendekatan yang dilakukan menggunakan teknologi informasi adalah penggunaan smart card (kartu cerdas yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart card sudah digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS sehingga memudahkan pasien, dokter maupun pihak asuransi kesehatan. Dalam smart card tersebut, selain data demografis, beberapa data diagnosisi terakhir juga akan tercatat
3.    Bar code
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code (atau kode batang). Kode batang ini sudah jamak digunakan di kalangan industri sebagai penanda unik merek datang tertentu à mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen retail dan inventori. Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai penanda obat.Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi apotik dan instalasi farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventori. penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien.
4.    RFID (radio frequency identifier)
Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer adalah RFID (radio frequency identifier) yang memungkinkan pengidentifikasikan identitas melalui radio frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode reader, maka penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan alat tersebut. Setiap barang (misalnya obat ataupun berkas rekam medis) yang disertai dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam database komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis.
5.    Teknologi nirkabel
Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudah dirintis sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of Vermon Hospital dan Walter Reed Army Hospital mengembangkan local area network (LAN) yang memungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal di nursing station. Saat itu, media yang digunakan masih berupa kabel koaxial. Saat ini, jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna tetap tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel. Melalui jaringan nir kabel, dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun mobilitasnya.
6.    Komputer genggam (Personal Digital Assistant)
Penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang semakin lumrah di kalangan medis. Di Kanada, limapuluh persen dokter yang berusia di bawah 35 tahun menggunakan PDA. PDA dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan terapi/penanganan klinis tertentu. Beberapa situs di Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang dapta digunakan di PDA seperti epocrates.

Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit.Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
2.3  Keuntungan  Penggunaan  Komputer  Dalam  Dunia Keperawatan
1.  Pendidikan keperawatan
Pembelajaran menggunakan sistem komputer memiliki banyak kelebihan dan manfaat yang bisa diambil oleh perawat secara pribadi maupun oleh rumah sakit. Sehubungan dengan perannya sebagai alat instruksional untuk keterampilan klinis, CAL (computer assisted learning), memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih di tempat yang nyaman dan dapat melihat ulang demonstrasi sesering mungkin sesuai dengan yang diinginkan (Bauer & Huynh, 2001).
·      Multimedia teknologi dalam bentuk video klip, foto dan grafik interaktif dapat membantu dalam menyampaikan langkah-langkah prosedur dengan cara yang konsisten dan mudah terlihat dan fitur ini membuat CAL cocok untuk berbagai prosedur keterampilan keperawatan.
·      Program interaktif dengan sistem komputer dapat lebih dinikmati dan menimbulkan kepuasan belajar bagi peserta didik, hal ini dikarenakan peserta didik bebas memilih waktu, tempat dan pengetahuan yang diperlukan yang semuanya ada di materi pembelajaran. Sesuai dengan yang dikemukakan  Suroso ( dalam DeAmicis, 1997; Harrington & Walker, 2003; Rouse, 1999), bahwa orang dewasa menyukai pembelajaran yang fleksibel.
·      CAL dapat menghemat waktu, karena dengan metode ini peserta didik cukup masuk dalam aplikasi sistem, selanjutnya dapat langsung memilih materi yang diperlukan.
·      Sumber CAL dapat dengan mudah diperbaharui  sehingga selalu bersifat up to date
·      CAL sangat efisien dan dapat digunakan secara mandiri tidak tergantung pada sumber daya manusia untuk memberikan pendidikan
2.  Praktek keperawatan
·      Memudahkan perawat merencanakan asuhan keperawatan, dapat mengevaluasi dan memperbarui informasi setiap saat, memanggil data yang sesuai dengan diagnosis keperawatan tertentu, serta mengurangi penggunaan berbagai  flowsheet.
·      Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.
·      Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam penyimpanan arsip.
·      Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan
·      Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan keputusan secara cepat.
·      Meningkatkan produktivitas kerja.
·      Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan
·      Menghimpun berbagai data klinis pasien tentang hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis.
·      Catatan yang siap sedia. Rekam medis pasien telah siap sedia untuk digunakan dan waktu untuk mengambilnya sedikit.
·      Megurangi dokumentasi yang berlebihan
·      Mencetak instruksi pemulangan
·      Ketersediaan data
·      Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.
·      Mempermudah penetapan biaya.
·      Catatan terorganisasi dan dokumentasi sesuai dengan standar keperawatan.
Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
1.    Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
2.    Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
3.    Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu lokasi.
2.4  Kekurangan  Penggunaan  Komputer  Dalam  Dunia Keperawatan
1.      Pendidikan keperawatan
Kekurangan penggunaan computer dalam pendidikan keperawatan ,antara lain adalah;
·      Teknologi sendiri bisa menjadi penghalang untuk belajar (Kenny, 2002).
·      Biaya dan sarana awal yang dibutuhkan untuk membangun sistem yang terkadang dirasa berat oleh managemen pendidikan.
2.      Praktek keperawatan
·      Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat tersebut, karena informasi yang didapat mudah untuk diakses.
·      Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu dengan yang lain ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu dapat dilakukan secara online (misaltele-health), tanpa harus tatap muka
·      Keterbatasan kapasitas penyimpanan data
·      Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus dan factor lainnya)
·      Tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga mempunyai kelemahan, diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan keterampilan perawat menggunakan komputer (Ammenthwerth, at all, 2003).
Kendala umum:
·      Peningkatan biaya untuk startup, memelihara, melatih, dan upgrade
·      Komputer dibutuhkan-takut komputer
·      Kerahasiaan, privasi dan keamanan sulit untuk menjamin
·      Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan data/informasi.
·      Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola dan mengembangkan sistem informasi


DAFTAR PUSTAKA
Jones & Bartlett. (2005) Introduction to Computers for Healthcare Professionals dalam http://books.google.co.id. Diakses tanggal 30 Desember 2010

Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki. (2003). Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing dalam http://google.books.co.id
(Gurley L, Advantages and Disadvantages of Electronic Medical Record, diakses dari http://www.aameda.org/member ). diakses tanggal 30 desember 2010
Latif, Bahtiar. 2009. Manajemen Sistim Informasi RS. http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/14-manajemen-keperawatan/10-msirs.html. diakses tanggal 3 Januari 2011.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger