Selasa, 02 November 2010

kepdes HIPERTIROID


A.    TEORITIS
Definisi Hipertiroid
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah. Thyrotoxicosis adalah suatu kondisi keracunan yang disebabkan oleh suatu kelebihan hormon-hormon tiroid dari penyebab mana saja. Thyrotoxicosis dapat disebabkan oleh suatu pemasukan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid atau oleh produksi hormon-hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid. Karena kedua-duanya dokter dan pasien seringkali menggunakan kata-kata ini yang dapat dipertukarkan, kami akan mengambil beberapa kebebasan dengan menggunakan istilah "hipertiroid" diseluruh artikel ini.
      Hormon-Hormon Tiroid
Hormon-hormon tiroid menstimulasi metabolisme dari sel-sel. Mereka diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus).
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling penting adalah thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh) sebenarnya adalah T3. Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu jumlah yang besar dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi metabolisme sel-sel.


   Pengaturan Hormon Tiroid - Rantai Komando
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.
Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid.

Penyebab-Penyebab Hipertiroid

Beberapa penyebab-penyebab umum dari hipertiroid termasuk:
  • Penyakit Graves
  • Functioning adenoma ("hot nodule") dan Toxic Multinodular Goiter (TMNG)
  • Pemasukkan yang berlebihan dari hormon-hormo tiroid
  • Pengeluaran yang abnormal dari TSH
  • Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid)
  • Pemasukkan yodium yang berlebihan

Penyakit Graves

Penyakit Graves, yang disebabkan oleh suatu aktivitas yang berlebihan dari kelenjar tiroid yang disama ratakan, adalah penyebab yang paling umum dari hipertiroid. Pada kondisi ini, kelenjar tiroid biasanya adalah pengkhianat, yang berarti ia telah kehilangan kemampuannya untuk merespon pada kontrol yang normal oleh kelenjar pituitari via TSH. Penyakit Graves adalah diturunkan/diwariskan dan adalah sampai lima kali lebih umum diantara wanita-wanita daripada pria-pria. Penyakit Graves diperkirakan adalah suatu penyakit autoimun, dan antibodi-antibodi yang adalah karakteristik-karakteristik dari penyakit ini mungkin ditemukan dalam darah. Antibodi-antibodi ini termasuk thyroid stimulating immunoglobulin (TSI antibodies), thyroid peroxidase antibodies (TPO), dan antibodi-antibodi reseptor TSH. Pencetus-pencetus untuk penyakit Grave termasuk:
  • stres
  • merokok
  • radiasi pada leher
  • obat-obatan dan
  • organisme-organisme yang menyebabkan infeksi seperti virus-virus.
Penyakit Graves dapat didiagnosis dengan suatu scan tiroid dengan obat nuklir yang standar yang menunjukkan secara panjang lebar pengambilan yang meningkat dari suatu yodium yang dilabel dengan radioaktif. Sebagai tambahan, sebuah tes darah mungkin mengungkap tingkat-tingkat TSI yang meningkat.
Penyakit Grave' mungkin berhubungan dengan penyakit mata (Graves' ophthalmopathy) dan luka-luka kulit (dermopathy). Ophthalmopathy dapat terjadi sebelum, sesudah, atau pada saat yang sama dengan hipertiroid. Pada awalnya, ia mungkin menyebabkan kepekaan terhadap cahaya dan suatu perasaan dari "ada pasir didalam mata-mata". Mata-mata mungkin menonjol keluar dan penglihatan ganda (dobel) dapat terjadi. Derajat dari ophthalmopathy diperburuk pada mereka yang merokok. Jalannya penyakit mata seringkali tidak tergantung dari penyakit tiroid, dan terapi steroid mungkin perlu untuk mengontrol peradangan yang menyebabkan ophthalmopathy. Sebagai tambahan, intervensi secara operasi mungkin diperlukan. Kondisi kulit (dermopathy) adalah jarang dan menyebabkan suatu ruam kulit yang tanpa sakit, merah, tidak halus yang tampak pada muka dari kaki-kaki.

Functioning Adenoma dan Toxic Multinodular Goiter

Kelenjar tiroid (seperti banyak area-area lain dari tubuh) menjadi lebih bergumpal-gumpal ketika kita menua. Pada kebanyakan kasus-kasus, gumpal-gumpal ini tidak memproduksi hormon-hormon tiroid dan tidak memerlukan perawatan. Adakalanya, suatu benjolan mungkin menjadi "otonomi", yang berarti bahwa ia tidak merespon pada pengaturan pituitari via TSH dan memproduksi hormon-hormon tiroid dengan bebas. Ini menjadi lebih mungkin jika benjolan lebih besar dari 3 cm. Ketika ada suatu benjolan (nodule) tunggal yang memproduksi secara bebas hormon-hormon tiroid, itu disebut suatu functioning nodule. Jika ada lebih dari satu functioning nodule, istilah toxic multinodular goiter (gondokan) digunakan. Functioning nodules mungkin siap dideteksi dengan suatu thyroid scan.

Pemasukkan hormon-hormon tiroid yang berlebihan

Mengambil terlalu banyak obat hormon tiroid sebenarnya adalah sungguh umum. Dosis-dosis hormon-hormon tiroid yang berlebihan seringkali tidak terdeteksi disebabkan kurangnya follow-up dari pasien-pasien yang meminum obat tiroid mereka. Orang-orang lain mungkin menyalahgunakan obat dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan lain seperti menurunkan berat badan. Pasien-pasien ini dapat diidentifikasikan dengan mendapatkan suatu pengambilan yodium berlabel radioaktif yang rendah (radioiodine) pada suatu thyroid scan.

Pengeluaran abnormal dari TSH

Sebuah tumor didalam kelenjar pituitari mungkin menghasilkan suatu pengeluaran dari TSH (thyroid stimulating hormone) yang tingginya abnormal. Ini menjurus pada tanda yang berlebihan pada kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon-hormon tiroid. Kondisi ini adalah sangat jarang dan dapat dikaitkan dengan kelainan-kelainan lain dari kelenjar pituitari. Untuk mengidentifikasi kekacauan ini, seorang endocrinologist melakukan tes-tes terperinci untuk menilai pelepasan dari TSH.

Tiroiditis (peradangan dari tiroid)

Peradangan dari kelenjar tiroid mungkin terjadi setelah suatu penyakit virus (subacute thyroiditis). Kondisi ini berhubungan dengan suatu demam dan suatu sakit leher yang seringkali sakit pada waktu menelan. Kelenjar tiroid juga lunak jika disentuh. Mungkin ada sakit-sakit leher dan nyeri-nyeri yang disama ratakan. Peradangan kelenjar dengan suatu akumulasi sel-sel darah putih dikenal sebagai lymphocytes (lymphocytic thyroiditis) mungkin juga terjadi. Pada kedua kondisi-kondisi ini, peradangan meninggalkan kelenjar tiroid "bocor", sehingga jumlah hormon tiroid yang masuk ke darah meningkat. Lymphocytic thyroiditis adalah paling umum setelah suatu kehamilan dan dapat sebenarnya terjadi pada sampai dengan 8 % dari wanita-wanita setelah melahirkan. Pada kasus-kasus ini,fase hipertiroid dapat berlangsung dari 4 sampai 12 minggu dan seringkali diikuti oleh suatu fase hipotiroid (hasil tiroid yang rendah) yang dapat berlangsung sampai 6 bulan. Mayoritas dari wanita-wanita yang terpengaruh kembali ke suatu keadaan fungsi tiroid yang normal. Tiroiditis dapat didiagnosis dengan suatu thyroid scan.

Pemasukkan Yodium yang berlebihan

Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon-hormon tiroid. Suatu kelebihan yodium dapat menyebabkan hipertiroid. Hipertiroid yang dipengaruhi/diinduksi oleh yodium biasanya terlihat pada pasien-pasien yang telah mempunyai kelenjar tiroid abnormal yang mendasarinya. Obat-obat tertentu, seperti amiodarone (Cordarone), yang digunakan dalam perawatan persoalan-persoalan jantung, mengandung suatu jumlah yodium yang besar dan mungkin berkaitan dengan kelainan-kelainan fungsi tiroid.
Gejala-Gejala Hipertiroid
Hipertiroid direkomendasikan oleh beberapa tanda-tanda dan gejala-gejala; bagaimanapun, pasien-pasien dengan penyakit yang ringan biasanya tidak mengalami gejala-gejala. Pada pasien-pasien yang lebih tua dari 70 tahun, tanda-tanda dan gejala-gejala yang khas mungkin juga tidak hadir. Pada umumnya, gejala-gejala menjadi lebih jelas ketika derajat hipertiroid meningkat. Gejala-gejala biasanya berkaitan dengan suatu peningkatan kecepatan metabolisme tubuh.

Gejala-gejala umum termasuk:
  • Keringat berlebihan
  • Ketidaktoleranan panas
  • Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat
  • Gemetaran
  • Kegelisahan; agitasi
  • Denyut jantung yang cepat
  • Kehilangan berat badan
  • Kelelahan
  • Konsentrasi yang berkurang
  • Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikit
Pada pasien-pasien yang lebih tua, irama-irama jantung yang tidak teratur dan gagal jantung dapat terjadi. Pada bentuk yang paling parahnya, hipertiroid yang tidak dirawat mungkin berakibat pada "thyroid storm," suatu kondisi yang melibatkan tekanan darah tinggi, demam, dan gagal jantung. Perubahan-perubahan mental, seperti kebingungan dan kegila-gilaan, juga mungkin terjadi.
Mendiagnosis Hipertiroid
Hipertiroid dapat dicurigai pada pasien-pasien dengan:
  • gemetaran-gemetaran,
  • keringat berlebihan,
  • kulit yang seperti beludru halus,
  • rambut halus,
  • suatu denyut jantung yang cepat dan
  • suatu pembesaran kelenjar tiroid.
Mungkin ada keadaan bengkak sekeliling mata-mata dan suatu tatapan yang karekteristik disebabkan oleh peninggian dari kelopak-kelopak mata bagian atas. Gejala-gejala yang lebih lanjut biasanya lebih mudah dideteksi, namun gejala-gejala awal, terutama pada orang-orang yang lebih tua, mungkin tidak cukup menyolok mata. Pada semua kasus-kasus, suatu tes darah diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosisnya.
Tingkat-tingkat darah dari hormon-hormon tiroid dapat diukur secara langsung dan biasanya meningkat dengan hipertiroid. Bagaimanapun, alat utama untuk mendeteksi hipertiroid adalah pengukuran tingkat darah TSH. Seperti disebutkan lebih awal, TSH dikeluakan oleh kelenjar pituitari. Jika suatu jumlah hormon tiroid yang berlebihan hadir, TSH diatur untuk turun dan tingkat TSH turun dalam suatu usaha untuk mengurangi produksi hormon tiroid. Jadi, pengukuran TSH harus berakibat pada tingkat-tingkat yang rendah atau tidak terdeteksi pada kasus-kasus hipertiroid. Bagaimanapun, ada satu pengecualian. Jika jumlah hormon tiorid yang berlebihan disebabkan oleh suatu tumor pituitari yang mengeluarkan TSH, maka tingkat-tingkat TSH akan menjadi tingginya tidak normal. Penyakit tidak umum ini dikenal sebagai "hipertiroid sekunder".
Meskipun tes-tes darah yang disebutkan sebelumnya dapat mengkonfirmasi kehadiran dari hormon tiroid yang berlebihan, mereka tidak menunjuk pada suatu penyebab spesifik. Jika ada kelibatan yang jelas dari mata-mata, suatu diagnosis dari penyakit Graves adalah hampir pasti. Suatu kombinasi dari screening antibodi (untuk penyakit Graves) dan suatu thyroid scan menggunakan yodium yang dilabel radioaktif (yang berkonsentrasi pada kelenjar tiroid) dapat membantu mendiagnosis penyakit tiroid yang mendasarinya. Investigasi-investigasi ini dipilih atas dasar kasus per kasus.
B.   PATOFISIOLOGI ( WOC )
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot  ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

C.   PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON
1.      Pola persepsi kesehatan- pemeliharaan kesehatan
-        Ketidaktahuan klien terhadap penyakit dank arena gangguan penyakit pada umumnya muncul akibat gangguan autoimun didalam tubuh
-        Konsumsi yodium yang berlebihan
-        Riwayat keluarga yang pernah terkena penyakit gondok


2.      Pola nutrisi metabolic
-        Nafsu makan meningkat, peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat
-        Haus
-        Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, kurus,  makannya sering, kehausan, mual dan muntah.

3.      Pola eliminasi
-        Terjadi perubahan pola berkemih, urine banyak (poliuri,nokturna)
-        Rasa nyeri karena terjadi infeksi saluran kemih
-        Nyeri tekan abdomen
-        Diare
-        Urine encer,pucat, kuning
-        Poliuri         oliguri / anuria, jika terjadi hipovolemi berat
-        Urine berkabut, bau busuk
-        Bising usus

4.      Pola aktivitas dan latihan
-        Terjadi gangguan aktivitas karena insomnia (susah tidur), kurang istirahat sehingga konsentrasi terganggu
-        Otot lemah
-        Gangguan koordinasi
-        Kelelahan berat
-        Atrofi otot

5.      Pola istirahat dan tidur
-        Memiliki gangguan tidur karena insomnia

6.      Pola persepsi koognitif
-        Ada kekhawatiran karena pusing atau pening, kesemutan, gangguan penglihatan, mengantuk.

7.      Pola persepsi dan konsepdiri
-        Kulit kering
-        Badan kurus
8.      Pola peran dan hubungan dengan sesama
-        Hubungan antar keluarga baik
-        Klien akan mengalami gangguan peranberhubungan dengan gejala yang timbul akibat penyakitnya.

9.      Pola reproduksi seksualitas
-        Gejala : rabas wanita (akibat infeksi)
Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
-        Tanda glukosa darah meningkat 100-200 mg/dl atau lebih
Aseton plasma : positif secara menjolok.
-        Haid menjadi tidak teratur dan sedikit, Kehamilan sering berakhir dengan keguguran, Bola mata menonjol, dapat disertai dengan penglihatan ganda (double vision).
-        Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolesterol meningkat.

10.  Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
-        Neurosensori terganggu : disorientasi,gangguan memori dan kacau mental, reflek tendon dalam (RTD) menurun, koma,aktivitas kejang.
-        Emosi labil

11.  Pola system kepercayaan
-        Tergantung pada kepercayaan individu.















D.    PENGKAJIAN NANDA, NIC, NOC

NO
NANDA
NOC
NIC
1.
GANGGUAN INTEGRITAS JARINGAN

Kriteria yang disarankan :

  • Integritas jaringan : kulit dan membrane mukosa
  • Penyembuhan luka : tujuan pertama
  • Penyembuhan luka : tujuan kedua


Kriteria hasil tambahan:

  • Keseimbangan cairan
  • Ketidakmampuan bergerak secara fisiologis
  • Pengetahuan : cara pengobatan
  • Status nutrisi
  • Perawatan diri : kebersihan
  • Pengaturan suhu
  • Pengaturan suhu : bayi baru lahir
  • Perfusi jaringan : peripheral
  • Kebiasaan pengobatan : penyakit atau luka




·       Pengurangan pendarahan : pencernaan
       Evaluasi respon psikologi pasien terhadap pendarahan dan tanggapan  pasien pada masalah.
       Pemeriksaan tanda-tanda dan gejala-gejala pendarahan tetap seperti periksa seluruh sekresi untuk kejelasan
       Lakukan Hematest di saluran ekskresi dan observasi emesis darah, dahak, feses, urin, pengeluaran NG dan luka dengan tepat.
       Periksa penggumpalan dan CBC (Complete Blood Count) dengan perbedaan WBC.
       Periksa penggumpalan termasuk PT (Prothrombin Time), PTT (Partial Thromboplastin Time),jumlah fibrinogen, penurunan fibrin, dan jumlah platelet dengan tepat.
       Atur pengobatan seperti laktulosa/vasopressin dengan tepat.
       Pasang NGT untuk pengisapan dan pengeluaran dengan tepat.
       Pasang NGT dengan tepat.
       Mendokumentasikan warna, jumlah dan karakter.
       Atur tekanan pada manset/balon pipa NGT.
       Hindari penggunaan obat dengan PH yang tinggi pada lambung seperti antacid/histamine-2
       Jalin hubungan saling mendukung dengan pasien dan keluarga.
       Anjurkan pada pasien dan keluarga untuk membatasi aktivitas yang berlebihan.
       Ajarkan cara mengurangi stress.
       Atur jalan nafas dengan tepat.
       Hindari pemakaian antikoagulan.
       Kaji status nutrisi pasien.
       Lakukan pemeriksaan penyaluran oksigen ke jaringan seperti PaO2, SaO2, dan tingkat Hb jika diperlukan.
       Mengatur IV cairan dengan tepat.
       Anjurkan pada pasien dan atau keluarga sesuai ketentuan seperti endoskopi, sclerosis, dan pembedahan.
       Anjurkan pada pasien dan atau keluarga penggantian kebutuhan darah dengan tepat.
       Anjurkan pada pasien dan atau keluarga bagaimana cara menghindari penggunaan obat anti peradangan seperti aspirin dan ibuprofen
       Berikan penyuluhan pada pasien dan atau keluarga seperti alergi, alkohol dengan tepat.


·      Pengurangan pendarahan : pada hidung
       Berikan tekanan secara manual pada pendarahan / daerah yang berpotensi terjadi pendarahan.
       Identifikasi penyebab dari pendarahan.
       Periksa jumlah dan sifat pendarahan.
       Periksa pendarahan hingga ke daerah oropharing.
       Kompres daerah pendarahan dengan batu es.
       Letakkan batu es pada lubang hidung dengan tepat.
       Atur pembentukan darah seperti platelets dan plasma dengan tepat.
       Catat kadar Hb / hematosit sebelum dan sesudah pendarahan sebagai indikator.
       Anjurkan pada pasien untuk mengurangi kegiatan jika perlu
       Anjurkan cara pengurangan stress.
       Ajarkan cara mengurangi nyeri.
       Atur jalan nafas dengan tepat.
       Anjurkan pada pasien untuk menghindari luka pada hidung seperti hindari menggaruk / menyentuh hidung
       Bantu pasien membersihkan mulut dengan benar.
       Anjurkan pada pasien dan atau keluarga tindakan yang tepat dilakukan saat terjadi tanda-tanda pendarahan seperti beritahu perawat secepat mungkin saat pendarahan terjadi.


·      Pengurangan pendarahan : pada uterus setelah melahirkan
       Mengkaji kembali riwayat melahirkan dan faktor resiko pendarahan setelah melahirkan seperti  riwayat pendarahan setelah melahirkan, induksi, preclamsia, jumlah kelahiran yang  ke berapa, melahirkan sesar, atau dugaan kehamilan.
       Berikan es pada fundus / perut.
       Sering-sering melakukan pemijatan.
       Evaluasi penggelembungan kandung kemih.
       Mendorong kekosongan atau penggelembungan kandung kemih.
       Mengobservasi karakteristik dari lochia seperti warna, pembengkakan dan volume.
       Ukur jumlah pendarahan / kehilangan darah.
       Minta tambahan perawat untuk membantu pada keadaan darurat dan pada proses melahirkan.
       Angkat kaki.
       Memulai pemasukan / infusi IV.
       Infusi diawali pada garis IV kedua.
       Atur IV atau oksitasi intramuscular, sesuai protocol atau permintaan.
       Periksa tanda-tanda fisik si ibu setiap 15 menit atau kapan dibutuhkan.
       Tutupi dengan selimut hangat.
       Periksa keadaan, kesadaran dan rasa nyeri si ibu.
       Memulai terapi oksigen sebanyak 6-8 L per masker.
       Pasangkan kateter dengan urometer untuk memeriksa pengeluaran urin.
       Laksanakan prosedur laboratorium.
       Atur pembentukkan darah dengan tepat.
       Bantu pembungkusan uterus, pengosongan hematoma atau menjahit luka dengan benar.
       Beritahu pasien dan keluarga informasi kondisi klinis dan manajemen klinis.
       Ajarkan perawatan perineal jika dibutuhkan.
       Persiapkan histerectomi darurat jika dibutuhkan.
       Diskusikan masalah dengan tim perawat untuk menentukan status / keadaan pasien.


·      Proses transfusi darah / pemberian darah
       Menguji perintah dokter.
       Mendapatkan izin tindakan dari pasien.
       Menguji darah yang dihasilkan berdasarkan kesiapan, tipe, kecocokan (jika perlu) untuk si penerima.
       Beritahu pasien tentang tanda-tanda dan gejala-gejala dari reaksi transfusi.
       Pasang sistem penyaringan terhadap darah dan status kekebalan pasien.
       Lakukan pemberian isotonic saline.
       Persiapkan  pompa IV untuk transfusi darah.
       Lakukan venipuncture dengan teknik yang tepat.
       Hindari transfusi darah lebih dari sekali dalam waktu yang sama, kecuali kondisi  si penerima memungkinkan.
       Pemeriksaan IV terhadap tanda-tanda dan gejala infiltrasi, phlebitis dan infeksi lokal.
       Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti setelah transfusi.
       Periksa kelebihan cairan dan reaksi transfusi.
       Periksa aliran darah selama transfusi.
       Enghindari penggunaan obat atau cairan pada IV selain isotonik saline ke dalam darah.
       Hindari melakukan transfusi kembali selama lebih dari 4 hari untuk mengontrol pembekuan darah.
       Ganti saluran penyaring setiap 4 hari.
       Atur kadar garam ketika proses transfusi.
       Catat waktu transfusi.
       Catat volume infusi.
       Hentikan transfusi jika darah bereaksi dan buka lapisan dengan saline.
       Dapatkan contoh darah dan pengosongan urine setelah reaksi transfusi.
       Bawa sampel darah ke laboratorium setelah darah bereaksi.
       Beritahu petugas laboratorium secepat mungkin ketika darah bereaksi.
       Atur tindakan pencegahan secara umum.


·      Manajemen cairan
       Memperhatikan dan memeriksa kebutuhan sehari-hari.
       Menghitung atau menimbang popok secara tepat.
       Menjaga pemasukan dan pengeluaran cairan.
       Memasang kateter dengan tepat.
       Memeriksa status hidrasi seperti kelembapan selaput lendir, nadi yang cukup dan tekanan darah orthostatis dengan tepat.
       Memeriksa hasil laboratorium yang relevan dengan kadar cairan seperti kenaikan kadar obat, kenaikan BUN, penurunan hematosit dan kenaikan kadar kepekatan urin.
       Pemeriksaan status hemodinamic, termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP jika dibutuhkan.
       Periksa tanda-tanda vital dengan tepat .
       Pemeriksaan adanya kelebihan cairan sebagai indikator seperti desahan, CVP yang tinggi atau pembuluh paru yang menjepit tekanan, oedem, pembengkakan urat leher dan ascites dengan tepat.
       Periksa perubahan berat pasien sebelum dan sesudah dialysis dengan tepat.
       Menafsirkan lokasi dan luasnya oedem jika ada.
       Periksa proses pencernaan makanan/cairan dan hitung pemasukan kalori setiap hari dengan tepat.
       Lakukan terapi IV sesuai aturan / resep.
       Periksa status nutrisi.
       Berikan cairan yang tepat.
       Berikan cairan diuretic sesuai aturan dengan tepat.
       Berikan cairan IV sesuai suhu kamar.
       Menaikan /meningkatkan pemasukan cairan lewat mulut seperti berikan sedotan pada minuman, berikan makanan yang lunak dang anti air es secara rutin dengan tepat.
       Ajarkan pasien NPO dengan tepat.
       Berikan nasogastric sesuai resep dengan tepat.
       Berikan penambahan cairan selama 24 jam dengan tepat.
       Dorong orang-orang di sekeliling agar memberi makan pasien dengan benar.
       Berikan makanan ringan seperti banyak minum dan makan buah-buahan segar /jus buah).
       Menghambat masuknya air untuk mengurangi adanya hiponatremia dengan menggunakan serum Na yang kadarnya dibawah 130 mEq/liter.
       Periksa respon klien berdasarkan terapi elektrolit yang diberikan.
       Konsultasi pada dokter jika terdapat tanda-tanda dan gejala-gejala kelebihan cairan dalam waktu lama dan memburuk.
       Mengatur ketersediaan jumlah darah untuk transfusi jika penting dan perlu.
       Siapkan prosedur transfusi darah seperti periksa dan identifikasi darah pasien dan siapkan peralatan transfusi.
       Berikan tambahan darah seperti platelet dan plasma darah dengan tepat.

·      Pencegahan infeksi
       Periksa tanda-tanda dan gejala-gejala infeksi.
       Periksa luka apakah infeksi atau tidak.
       Periksa jumlah granulosit, WBC dan hasil yang berbeda.
       Ikuti tindakan pencegahan neutropenic dengan tepat.
       Batasi jumlah pembesuk/pengunjung.
       Lindungi semua pembesuk dari penyakit menular.
       Lakukan asepsis pada pasien yang memiliki resiko infeksi.
       Lakukan teknik pengasingan dengan tepat.
       Berikan perawatan kulit dengan benar pada daerah oedem.
       Periksa kulit dan membrane mukosa dari kemerahan, panas yang berlebihan dan kekeringan.
       Periksa kondisi luka bekas operasi.
       Jelaskan proses perawatan jika dibutuhkan.
       Tambahkan pemasukan nutrisi yang cukup.
       Meningkatkan pemasukan cairan dengan tepat.
       Memperbanyak istirahat.
       Periksa perubahan kondisi pasien.
       Anjurkan pasien untuk memperbanyak bergerak dan latihan.
       Anjurkan cara napas dalam dan batuk yang benar.
       Berikan sistem imun / kekebalan.
       Sarankan pasien untuk memakan antibiotik sesuai resep.
       Ajarkan pada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala dari infeksi dan kapan harus melaporkannya pada tim kesehatan.
       Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana cara menghindari infeksi.
       Hindarkan buah segar, sayuran dan merica dalam diet pasien dengan neutropenia.
       Ganti bunga segar dan tanaman di lingkungan pasien.
       Berikan kamar khusus jika diperlukan.
       Pastikan air aman dari kadar hipoklorin yang berlebih laporkan dugaan infeksi pada anggota tim kesehatan.
       Laporkan cara perawatan infeksi pada tim anggota kesehatan.

·      Penyembuhan luka
       Ganti balutan
       Bersihkan atau cukur rambut disekeliling daerah yang terluka
       Catat karakteristik dari luka
       Catat karakteristik dari beberapa pengeluaran
       Cuci atau ersihkan dengan sabun antibakteri sebagai tambahan
       Cuci daerah yang luka dengan air kran jika perlu
       Rendam dalam cairan saline jika perlu
       Lakukan perawatan IV jika perlu
       Berikan perawatan garis Hickman dengan tepat
       Berikan perawatan pada daerah pusat pembluh darah
       Berikan perawatan pada luka iris
       Lakukan perawatan pada kulit yang lecet jika perlu
       Pijat daeah disekeliling luka untuk merangsang sirkulasi
       Gunakan TENS(transcutaneous electrical nerve stimulation) untuk peningkatan penyembuhan luka
       Pertahankan patency dari saluran pengeluaran
       Gunakan obat salap dengan tepat pada kulit atau luka jika perlu
       Lakukan pembalutan dengan tepat
       Gunakan pembalut yang oklusif
       Kuatkan ikatan pembalut jika perlu
       Membalut luka yang berbentuk lubang dengan tepat
       Gunakan tehnik membalut steril ketika sedang merawat luka
       Periksa luka pada setiap penggantian balutan
       Bandingkan dan catat perubahan pada luka
       Posisikan pasien untuk menghindari terjadinya ketegangan pada luka
       Ajarkan pada pasien atau keluarga prosedur perawatan luka

2.
Intoleransi aktivitas
Criteria yang disarankan
·      Toleransi aktifitas
·      Ketahanan tubuh
·      Perlindungan energy
·      Kepedulian diri: aktifitas sehari – hari
·      Kepedulian diri: peralatan aktivitas sehari- hari

·      Terapi aktivitas
     Tentukan komitmen pasien untuk meningkatkan frekuensi dan batas aktivitas.
     Bantu mengeksplorasi pasien memaknai kebiasaan aktivitas
     Bantu memilih aktivitas fisik,psikologi, dan social
     Bantu pasien untuk focus dengan apa yang ia bias,lebih dari kekurangan nya.
     Bantu mengidentifikasi dan memilih sumber  energy
     Bantu untuk memilih aktifitas yang sesuai
     Bantu pasien untuk memaknai setiap aktivitas
     Bantu pasien untuk menyusun jadwal secara periodic untuk aktivitas rutinitas
     Bantu pasien / keluarga mengidentifikasi kekurangan aktivitas
     Instruksikan pasien untuk melakukan secara keseluruhan aktivitas fisik,psikologi, religi, social dan kognitif untuk meningkatkan kesehatan.

·      Managemen energy
     Tentukan  batas kemampuan fisik pasien
     Bantu menyamakan persepsi yang berarti karena kelelahan
     Anjurkan perasaan verbal tentang keterbatasan pasien
     Tentukan penyebab dari kelelahan
     Tentukan apa dan bagaimana aktifitas yang dapat mendukung pertahanan tubuh
     Monitor nutrisi yang masuk
     Monitor pola tidur pasien
     Anjurkan istirahaat dan aktivitas secara periodik
3
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Defenisi :Asupan nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan metabolic.



Karakteristik :
  • Diare
  • Kehilangan berat badan dengan asupan makanan yang cukup.
  • Berat badan 20 % atau lebih dibawah ideal.
Lemah otot
1.    Status Nutrisi
·         Intake nutrisi
·         Intake makanan dan cairan
·         Energy
·         Massa tubuh
·         Berat tubuh
·         Ukuran bikomia

2.    Status Nutrisi : Intake Makanan Dan Cairan
·         Intake makanan dari mulut
·         Intake di saluran makanan
·         Intake cairan di mulut
·         Intake TPN

3.     Status Nutrisi : Intake Zat Makanan
·         Intake kalori
·         Intake protein
·         Intake lemak
·         Intake karbohidrat
·         Intake vitamin
·         Intake mineral
·         Intake zat besi
·         Intake kalsium



4.     Mengontrol Berat Badan
·         Mengontrol berat badan
·         Mempertahankan intake kalorioptimal harian
·         Menyeimbangkan latihan dengan intake kalori
·         Memilih nutrisi makanan dan snack
·         Menggunakan suplemen nutrisi jika diperlukan
·         Makan sebagai respon makan
·         Mempertahankan pola makan yang dianjurkan
·         Memelihara penyerapan makanan
·         Mempertahankan keseimbangan cairan
·         Mengenal tanda-tanda dan symptom ketidakseimbangan
·         Melakukan pengobatan ketidakseimbangan elektrolit
·         Mencari pembantu professional jika diperlukan
·         Menggunakan system dukungan seseorang untuk membantu perubahan pola makan
·         Identifikasi situasi social yang mempengaruhi intake makanan
·         Identifikasi gangguan emosi yang mempengaruhi intake makanan
·         Mengontrol kebingungan tentang makanan
·         Mengontrol kebingungan berat badan

Mengekspresikan citra tubuh secara nyata





1.    Tahap-tahap Makan
·         Memantau munculnya suara di bagian perut atau usus
·         Mengatur NPO, jika diperlukan
·         Menekan saluran nasoastric dan memantau daya tahan, jika diperlukan
·         Memantau kesiapan dan kehadiran reflek muntah, jika diperlukan
·         Memantau daya tahan penyerapan pecahan es dan air
·         Mengetahui jika pasien telah kentut
·         Kolaborasi dengan anggota tim pelayanan kesehatan lainnya untuk mengontrol makanan secepat mungkin tanpa komplikasi
·         Meningkatkan makanan dari makanan yanpa cairan, banyak cairan, lunak,hingga teratur, atau memilih makanan trtantu untuk dewas dan anak-anak, jika perlu
·         Meningkatkan cairan glukosa atau larutan elektrolit di mulut, setengah resep yang dianjurkan hingga semua resep yang dianjurkan untuk bayi
·         Memantau daya tahan terhadap peningkatan makanan
·         Menyarankan enam kali makan secara sedikit, daripada tia kali makan banyak, jika diperlukan
·         Menempatkan pengaturan makanan pada kamar tidur, pada grafik/peta, dan dalam rencana perawatan

2.    Mengontrol Ketidakteraturan makan
·         Kolaborasi dengan anggota tim pelayanan kesehatah lainnya untuk mengembangkan rencan pengobatan: meliputi pasien dan /atau orang yang terkait, jika diperlukan
·         Berunding dengan tim atay pasien untuk membuat sebuah target berat, jiak pasien tidak sampai pada batas berat yang dianjurkan sesuai umur dan postur tubuh
·         Membuat sejumlah catatan mengenai penambahan berat badan sehari-hari yang diinginkan
·         Berunding dengan ahli makanan untuk menentukan keperluan intake kalori sehari-hari untuk mencapai dan /atau mempertahankan target berat badan
·         Mengajarkan dan memperkuat konsep nutrisi yang b agus dengan pasien (dan orang terkait, jika diperlukan)
·         Anjurkan pasien untuk mendiskusikan makanan pilihan dengan ahli makanan
·         Mengembangkan hubungan persahabatan yang mendukung dengan pasien
·         Memantau parameter fisiologi (tanda-tanda vital dan jumlah elektrolit), jika diperlukan
·         Menimbang berat badan menjadi sebuah rutinitas (e.g. pada waktu yang sama setiap hari dan setelah buang air)
·         Memantau intake dan output cairan, jika diperlukan
·         Memantau intake kalori makanan sehari-hari
·         Anjurkan pasien memantau sendiiri intake makanan sehari-hari dan menambah/mempertahankan berat badan, jika diperlukan
·         Membuat harapan perilaku makan yang tepat, intake makanan/cairan, dan jumlan aktivitas fisik
·         Menggunakan  kontrak perilaku dengan pasien untuk mendapatkan penambahan berat badan yang diinginkan atau mempertahankan perilaku
·         Membatasi ketersediaan makanan dalam daftar, menjaga keawetan makanan dan snack
·         Amati pasien selama dan setelah makan untuk memastikan bahwa kecukupan intake dapat dicapai dan dipertahankan
·         Antarkan pasien ke kamar mandi selama observasi berlangsung setelah makan
·         Batasi waktu di kamar mandi ketika tidak melakukan observasi
·         Memantau perilaku pasien yang berhubungan dengan makanan penuruna berta badan, dan penambahan berat badan
·         Menggunakan teknik perubahan perilaku untuk mengetahui perilaku yang berhubungan dengan penambahan berat badan dan untuk membatasi perilaku yang dapat menurunkan berat badan
·         Memberikan bantuan untuk menambah berat badan dan perilaku yang berhubungan dengan penambahan berat badan
·         Memberikan pemahaman tentang konsekuensi akibat penurunan berat badan, perilaku penurunan berat badan, atau kekurangan penambahan berat badan
·         Memberi bantuan (e.g. terapiu relaksasi, latihan kesabaran, dan kesempatan untuk membicarakan tentang perasaan) kepada pasien untuk membentuk perilaku makan yang baru,
·         Merubah citra tubuh, dan merubah gaya hidup
·         Anjurkan pasien untuk menggunakan bahasa sehari-hari untuk menyatakan perasaan
·         Batasi aktivitas fisik untuk meningkatkan penambahan berat badan, jika diperlukan
·         Memberikan pengawasan terhadap program latihan, ketika diperlukan
·         Memberi kesempatan untuk membuat pilihan yang terbatas terhadap makan dan latihan, seperti penambahan berat badan sesuai cara yang diinginkan
·         Bantu pasien (dan orang terkait, jika perlu) untuk memeriksa dan memastikan masalah pribadi yang mungkin berhubungan dengan ketidakteraturan makan

3.    Pengontrolan Cairan
·         Menimbang berat badan harian dan pantau gejala yang terjadi
·         Menghitung atau menimbang diaper
·         Memelihara keakuratn laporan jumlah intake dan output cairan
·         Memasang kateter urin, jika diperlukan
·         Memantau status cairan (e.g. kelembaban membrane mukosa, kecukupan denyut  nadi, dan tekanan darah ortostatis), jika diperlukan
·         Memantau hasil laboratorium secara relevan untuk  menyimpan cairan (e.g. meningkatkan grafik dengan spesifik, meningkatkan BUN, pengurangan hematocrit, peningkatan tingkat osmolalitas urin)
·         Memantau status hemodinamis, meliputi CVP,MAP, PAP, dan PCWP,, jika mungkin
·         Mengukur tanda-tanda vital, jika perlu
·         Memantau indikasi cairan yang berlebihan (e.g. peningkatan CVP tekanan pembuluh darah kapileredema, vena di leher, dan asites), jika diperlukan
·         Memantau perubahan berat badan pasien sebelum dan setelah dialysis, jika diperlukan
·         Memperkirakan lokasi dan luas edema, jika dianjurkan
·         Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori harian, jika diperlukan
·         Melakukan terapi intravena, jika dianjurkan
·         Mengontrol status nutrisi
·         Memberikan cairan ,jika diperlukan
·         Memberikan obat untuk melancarkan buang air
·         Memberikan cairan intravena pada suhu ruangan

·         Meningkatkan intake oral (e.g. menyediakan sedotan minuman, memberikan cairan di antar makanan, dan mengganti air es secara rutin
·         Meminta pasien tidak mengatakan apapun ststus (NPO), jika diperlukan
·         Memberi obat pengganti untuk nasogastric berdasarkan output, jika diperlukan
·         Memberi intake cairan lebih dari 24 jam, jika diperlukan
·         Anjurkan orang yang terkaitnlainnya untuk membantu member pasien makan, jika diperlukan
·         Menawarkan snack (e.g. banyak minum dan member buah sear/jus buah), jka diperlukan
·         Batasi intake cairan bebas ketika timbul hyponatremia lemah denagn serum Na dengan jumlah di bawah 130 mEq/liter
·         Memantau respon pasien untuk melakukan terapi elektrolit
·         Konsultasi dengan ahli fisik, jika tanda-tanda dan symptom melampaui volume cairan atau lebih buruk
·         Mangatur kegunaan produk darah untuk transfuse, jika diperlukan
·         Menyiapkan administrasi produksi darah (e.g. memeriksa darah dengan mengidentifikasi pasien dan menyiapkan peralatan infuse), jika diperlukan
·         Mengontrol produksi darah (e..g. platelet dan pembekuan plasma darah), jika diperlukan

4.    Pengontrolan Nutrisi
·         Menanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap makanan
·         Menetukan makanan pilihan pasien
·         Menentukan jumlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan
·         Tunjukkan intake kalori yang tepat sesuai tipe tubuh dan gaya hidup
·         Anjurkan menambah intake zat besi makanan, jika diperlukan
·         Menawarkan snack, (e.g. banyak minum dan buah segar/jus buah), jika diperlukan
·         Memberi makanan yang sehat, bersih, dan lunak, jika diperlukan
·         Memberi pengganti gula, jika diperlukan
·         Memastikan bahwa makanan meliputi makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
·         Memberikan tanaman obat dan rempah-rempah sebagai alternative pengganti garam
·         Memberi pasien makanan dan minuman tinggi protein, tinggi kalori, dan bernutrisi yang siap dikonsumsi, jika diperlukan
·         Memberi pilihan makanan
·         Membenarkan makanan dalam gaya hidup pasien, jika diperlukan
·         Mengajarkan pasien bagaimana membuat buku harian tentang makanan, jika diperlukan
·         Membuat catatan yang berisi intake nutrisi dan kalori
·         Menimbang berat badan pasien pad jarak waktu yang tepat
·         Anjurkan pasien memasang gigi palsu dengan tepat dan/atau memperoleh perwatan gigi
·         Memberi informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya
·         Ajarkan teknik pengolahan dan pemeliharaan makanan yang aman
·         Memantau kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
·         Mengajarkan dan merencanakan makan, jika diperlukan
·         Membantu pasien menerima pertolongan dari komunitas program nutrisi dengan tepat, jika diperlukan

Mengontrol Berat Badan
·         Bicarakan dengan pasien hubungan antara intake makanan, latihan, penambahan berat badan, dan kekurangan berat badan
·         Bicarakan dengan pasien kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat badan
·         Bicarakan dengan pasien factor kebiasaan, adat, budaya, dan keturunanyang mempengeruhi berat badan
·         Memberitahu resiko kelebihan dan kekurangan berat badan
·         Memberi motivasi pada pasien untuk merubah kebiasaan makan
·         Menentukan ideal berat tubuh pasien
·         Menetukan ideal kegemukan pasien
·         Kembangkan bersam pasien sebuah metode untuk membuat laporan intake harian
·         Anjurkan pasien menulis tujuan mingguan untuk intake makanan dan latihan dan menempatkannya pada lokasi yang dapat dilihat setiap hari
·         Sarankan pasien membuat grafik berat badan mingguan, jiak diperlukan
·         Memberitahu pasien apakah kelompok pendukung dapat menolong
·         Membantu mengembangkan rencana penyeimbangan makanan secara konsisten sesuai tingkat pengeluaran energi






REFERENSI

Doenges,ME and moorhouse,MF: Rencana asuhan keperawatan,ed 3,jakarta:EGC,1999

Price,SA and wilson,LM; Patofisiologi: konsp klinis prose-proses penyakit,vol 2,jakarta:EGC,2005
.

http://www.totalkesehatananda.com/hipertiroid3.html

1 komentar:

Unknown mengatakan...

postingan yang sangat bagus, sangat bermanfaat tentunya, ditunggu postingan berikutnya
salam kenal dari Jual Benih Sayuran

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger