Jumat, 05 November 2010

kepdes1 DM


Bab II
Pembahasan
Patofisiologi
            Diabetes mellitus adalah gangguan metabolic yang dikarakteristikkan oleh hiperglikemi, diakibatkan dari kerusakan produksi insulin, sekresi, atau penggunaan insulin.
Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) Yaitu defisiensi insulin karena kerusakan sel-sel langerhans yang berhubungan dengan tipe HLA (Human Leucocyte Antigen) spesifik, predisposisi pada insulitis fenomena autoimun (cenderung ketosis dan terjadi pada semua usia muda). Kelainan ini terjadi karena kelainan kerusakan sistem imunitas (kekebalan tubuh) yang kemudian merusak sel-sel pulau langerhans di pangkreas. Kelainan ini berdampak pada penurunan produksi insulin.
Pada diabetes melitus tipe 1 terjadi fenomena autoimun yang ditentukan secara genetik dengan gejala yang akhirnya menuju proses bertahap perusakan imunologik sel-sel yang memproduksi insulin. Tipe diabetes ini berkaitan dengan tipe histokompabilitas (Human Leucocyt Antigen/HLA) spesifik. Tipe gen histokompabilitas ini adalah yang memberi kode pada protein yang berperan penting dalam interaksi monosit-limfosit. Protein ini mengatur respon sel T yang merupakan bagian normal dari sistem imun. Jika terjadi kelainan, fungsi limfosit T yang terganggu akan berperan penting dalam patogenesis perusakan pulau langerhans.
Manifestasi Klinis
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).
Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi. Karena kekurangan insulin yang berat, maka sebelum menjalani pengobatan penderita diabetes tipe I hampir selalu mengalami penurunan berat badan.













PENGKAJIAN BERDASARKAN FUNGSIONAL GORDON
POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN KESEHATAN
ž  Persepsi terhadap penyakit ; tanyakan bagaimana persepsi Ny. S menjaga kesehatannya. Bagaimana Ny. S memandang sakit yg dirasakannya.
Klien mengetahui bahwa penyakit ini sangat rentan, terutama pada kebaikan gula darah, dan resio luka. Klien telah menjaga pola makannya dengan mengurangi karbohidrat.
POLA NUTRISI/METABOLISME
ž  Tanyakan menu makan pagi, siang dan malam. Tanyakan berapa gelas air yang diminum dalam sehari. Kondisi kulit : Warna kulit baik, kulit hangat dan kering. Tanyakan bagaimana proses penyembuhan luka ( cepat / lambat ). Bagaimana nafsu makan Ny. S . Tanyakan apakah ada kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi makan dan nafsu makan . Tanyakan juga apakah ada penurunan BB dalam 6 bulan terakhir.
Klien selalu merasa lapar karena tidak terjadi penyerapan ke sel darah
POLA ELIMINASI
ž  Kaji kebiasaan defekasi. Berapakali defekasi dalam sehari, jumlah, konsistensi, bau, warna dan karekteristik BAB. Kaji kebiasaan miksi. Berapa kali miksi dalam sehari, jumlah, warna, dan apakah ada ada kesulitan/nyeri ketika miksi serta apakah menggunakan alat bantu untuk miksi
Klien mengeluh sering buang air disebabkan klien sering minum dan selalu merasa haus, dank lien juga mengalami poliuri
POLA AKTIVITAS/OLAHRAGA
ž  Menggambarkan pola aktivitas dan latihan, fungsi pernafasan dan sirkulasi. Tanyakan bagaimana kegiatan sehari-hari dan olahraga. Aktivitas apa saja yang dilakukan klien di waktu senggang. Kaji apakah klien mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada. Data bisa didapatkan dengan mewawancara klien langsung atau keluarganya ( perhatikan respon verbal dan non verbal klien ). Kaji kekuatan tonus otot.
Klien tidak dapat melakukan aktivitasnya sendiri dan klien merasa sulit menggerakkan jari-jarinya dan merasa sakit pada bagian sendi ketika melakukan aktivitas.

POLA ISTIRAHAT TIDUR
ž  Tanyakan berapa lama tidur di malam hari, apakah tidur efektif atau klien mengalami kesulitan dalam bernafas. Tanyakan juga apakah klien punya kebiasaan sebelum tidur.
klien tidak dapat tidur (tidurnya tidak efektif), badannya terasa sakit pada saat bangun klien mengalami kesulitan bergerak.

POLA KOGNITIF-PERSEPSI
ž  Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, penciuman. Persepsi nyeri, bahasa dan memori. Status mental. Bicara : - apakah klien bisa bicara dengan normal/ tak jelas/gugup. Kemampuan berbahasa Indonesia, kemampuan berkomunikassi dan kemampuan memahami serta keterampilan interaksi. Kaji juga anxietas klien terkait penyakitnya dan derajatnya. Pendengaran : DBN / tidak. Peglihatan :DBN / tidak. Apakah ada nyeri : akut/ kronik. Tanyakan lokasi nyeri dan intensitas nyeri. Bagaimana penatalaksaan nyeri, apa yang dilakukan klien untuk mengurangi nyeri saat nyeri terjadi. Apakah klien mengalami insensitivitass terhadap panas/dingin/nyeri
Klien mengalami nyeri pada sendi da pengkaburan pada penglihatan
POLA PERSEPSI DIRI-KONSEP DIRI                                                                                        
ž  Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan, harga diri, gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri. Kaji bagaimana klien menggambar dirinya sendiri, apakah ada hal yang membuatnya mengubah gambaran terhadap diri. Tanyakan apa hal yang paling sering menjadi pikiran klien, apakah klien sering merasa marah, cemas, depresi, takut,  suruh klien menggambarkannya.
Klien merasa takut dengan kondisinya saat ini, karena penyakit yang tengah dideritanya ini sulit untuk disembuhkan. Klien mengalami kesulitan melakukan aktivitasnya karena pengkaburang penglihatan
POLA PERAN HUBUNGAN
ž  Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga lainnya. Tanyakan pekerjaan dan status pekerjaan klien. Tanyakan juga system pendukung misalnya istri, anak maupun cucu dll. Tanyakan bagaimana keadaan keuangan sejak klien sakit. Bagaimana dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik. Tanyakan juga apakah klien aktif dalam kegiatan social
Klien mengalami keterbatasan dalam menjalankan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga. Perannya dirumah sekarang digantikan oleh anak perempuannya yang paling tua.
POLA SEKSUALITAS/ REPRODUKSI
ž  Bagaimana kehidupan seksual klien, apakah aktif/pasif. Apakah klien menggunaakan pengamanan seperti kondom. Tanyakan apakah ada kesulitan saat melakukan hubungan intim berhubungan Penyakitnya, misalnya klien merasa sesak nafas atau batuk hebat saat melakukan hubungan intim
Klien mengalami kehilangan gairah seksualnya semenjak mengalami penyakit diabetes mellitus dan juga merasa terlalu lelah dan persendian nyeri.
POLA KOPING-TOLERANSI STRESS
ž  Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan menggunakan system pendukung. Tanyakan apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam beberapa bulan terakhir. Tanyakan apa yang dilakukan klien dalam menghadapi masalah yang dihadapi, apakah efektif? Apakah klien suka berbagi maslah/curhat pada orang lain misalnya pada istri. Tanyakan apakah klien termasuk orang yang santai atau mudah panik. Terakhir, tanyakan juga apakah klien ada menggunakan obat dalam menghadapi stress.
Karena penyakit yang dideritanya, klien merasa mudah lelah, sedikit melakukan aktivitas, akan tetapi sering merasa ngatuk. Padahal banyak tanggung jawabnya dirumah sebagai ibu rumah tangga. Klien merasa tidak enak dengan pada anaknya karena sebagian pekerjaannya digantikan oleh anak perempuannya.
POLA KEYAKINAN-NILAI
ž  Menggambarkan spiritualitas, nilai, system kepercayaan dan tujuan dalam hidup. Kaji tujuan, cita-cita dan rencana klien pada masa yang akan datang. Apakah agama ikut berpengaruh, apakah agama merupakan hal penting dalam hidup .
Walaupn klien merasa nyeri saat melakukan aktivitas akan tetapi klien tidak melakukan kewajibannya terhadap Allah SWT.







Rencana asuhan keperawatan dengan pendekatan NANDA, NIC/NOC
NO
NANDA
NOC
NIC
1
Perubahan eliminasi urin
·         Pengendalian urin:
     mendorong untuk mengosongkan
     merespon cara untuk mendesak tepat waktu
     mengosongkan diwadah yang cocok
     waktu yang sesuai untuk menuju toilet antara terdesak dan evakuasi urin
     pengosongan >150cc tiap waktu
     bebas kebocoran urin antara pengosongan
     bisa memulai dan menghentikan aliran
     mengosongkan kandung kemih seluruhnya
     tidak residual >100-200cc
     tidak ada kebocoran urin dan tekanan perut
     pakaian dalam/sprei kering sampai malam
     tidak ada kawasan infeksi urin
     asupan cairan
     bisa ke toilet dengan bebas
     menjaga pemisah untuk kebebasan toileting

·     eliminasi urin
     pola eliminasi IER
     pola urin IER
     jumlah urin IER
     urin bebas partikel
     kejenuhan urin
     pencernaan cairan cukup
     24 jam asupan dan pengeluaran seimbang
     Keluaran urin tanpa rasa sakit
     Keluaran irun tanpa keadaan mendesak
     Pengedalian urin
     Keluaran urin tanpa terputus
     Pengosongan kandung kemih keseluruhanserum keratin WNL
     Massa zat (urin)=volume air
     Protein urin WNL
     Glukosa urin WNL
     Urin bebas darah
     Keton urin WNL
     pH urin WNL
     penemuan mikroskopis urin
     elektrolit urin WNL
     PCO2 arteri WNL
     pH arteri WNL
     Elektrolit serum



























·         Manajemen eliminasi urin
     monitor eliminasi urin, termasuk frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna, yang sesuai
     monitor tanda-tanda dan gejala retensi urin
     mengajar pasien dan tanda-tanda gejala infeksi saluran kemih
catatan waktu eliminasi urin terakhir, yang sesuai
     intruct pasien / keluarga untuk merekam output kemih, yang sesuai
uretra memasukkan supositoria, yang sesuai
     memperoleh spesimen tengah jalan voided untuk urine, yang sesuai
     merujuk ke dokter jika tanda-tanda dan gejala infeksi saluran kemih terjadi
     mengajarkan pasient untuk memperoleh spesimen urin tengah jalan pada tanda pertama pengembalian infeksi
     menginstruksikan untuk segera merespon dorongan untuk void
pasient teknologi untuk minum 8 oz cair dengan makanan, antara waktu makan, dan di malam hari awal
     membantu pateint dengan perkembangan toilet rutin, yang sesuai
     instuct pasien untuk kandung kemih kosong sebelum prosedur yang relevan
rekor volding pertama setelah prosedur, yang sesuai
     membatasi cairan yang diperlukan
anjurkan pasien untuk memantau tanda-tanda dan gejala infeksi saluran kemih

·      perawatan inkontinensia urin
     mengidentifikasi penyebab multifaktorial inkontinensia (misalnya output urin, volding pola, fungsi kognitif, masalah kencing preesitent, postvoid sisa dan pendidikan)
     memberikan privasi jauh eliminasi
menjelaskan etiologi masalah dan alasan untuk tindakan
     monitor eliminasi urin, termasuk frekuensi, konsistensi, volume bau, dan warna
     membahas prosedur dan hasil yang diharapkan dengan pasien
     membantu mengembangkan / mempertahankan rasa harapan
pakaian dan memodifikasi lingkungan untuk memberikan akses mudah ke toilet
     membantu untuk memilih garmen incontinence yang sesuai untuk pengelolaan jangka pendek sedangkan perlakuan lebih devinitive dirancang
     menyediakan pakaian pelindung, sesuai kebutuhan
     membersihkan daerah kulit kelamin secara berkala
     memberikan umpan balik positif bagi penurunan apapun dalam epicodes inkontinensia
batas cairan selama 2 sampai 3 jam sebelum tidur, yang sesuai
jadwal administrasi diuretik berdampak minimal terhadap gaya hidup
     intruct pasien / keluarga untuk merekam output urin dan pola yang sesuai
     menginstruksikan pasien untuk minum cairan minimum 1500 cc sehari
     instuct suatu cara untuk menghindari konstipasi atau impaksi tinja
     membatasi konsumsi iritasi kandung kemih (misalnya, cola, kopi, teh dan coklat)
     memperoleh urin untuk kultur dan tes sensitivitas, diperlukan
     memantau efektivitas perawatan bedah, medis, farmakologi, dan self-resep
     memantau kebiasaan usus
lihat spesialis Tarak kemih, yang sesuai
SimakBaca secara fonetik
     Kamus - Lihat kamus yang lebih detail
Menerjemahkan lebih dari 50 bahasa
Lakukan banyak hal dengan Google Terjemahan
  • http://www.google.com/images/icons/illustrations/mail-y80.pngTetap berhubungan dengan sahabat pena Anda di Paris. Aktifkan terjemahan otomatis untuk email dan ngobrol di Gmail.
  • http://www.google.com/images/icons/illustrations/translate_webpage-lb80.pngKesulitan memahami situs web berbahasa asing? Unduh Google Chrome, peramban web yang selain cepat dan aman, dilengkapi pula dengan perangkat penerjemahan internal.
  • http://www.google.com/images/icons/illustrations/clapper-b80.pngJangkau pengunjung internasional. Tambahkan teks terjemahan ke video YouTube Anda.
  • http://www.google.com/images/icons/illustrations/translate_search-lb80.pngApa sih artinya? Pasang Google Toolbar supaya Anda tidak perlu kesulitan lagi dengan kosakata bahasa asing.

2
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
·         Status nutrisi
     Asupan nutrisi
     Asupan makanan dan cairan
     Energi
     Massa tubuh
     Berat
     Kadar biocemical
·         Status nutrisi:asupan makanan dan cairan
     Asupan makanan (oral)
     Asupan cairan (oral)
     Asupan cairan
     Asupan TPN
·     Status Nutrisi:  Masukan nutrisi.
     asupan Kalori
     Asupan protein
     Asupan lemak
     Asupan karbonhidrat
     Asupan vitamin
     Asupan mineral
     Asuan zat besi
     Asupan kalsium
·         Kontrol Berat badan :
     Monitor berat badan
     Menjaga masukan kalori optimal tiap hari
     Menyeimbangkan latihan dengan masukan kalori.
     Pilih nutrisi makanan dan snack
     Gunakan tambahan nutrisi sesuai kebutuhan
     Makan direspon ketika makan untuk menjaga pola makan.
     Mempertahankan pencernaan makanan
     Menjaga keseimbangan cairan
     Mengenali tanda adan gejala ketidakseimbangan elektrolit
     Mencari perawatan untuk ketidakseimbangan elektrolit.
     Mencari bantuan professional yang dibutuhkan
     Gunakan system dukungan seseorang untuk membantu mengubah pola diet.
     Identifikasi situasi social yang mempengaruhi asupan makanan.
     Identifikasi emosional yang mempengaruhi asupan makanan.
     Rencanakan strategi untuk situasi yang mempengaruhi asupan makanan
     Utarakan citra diri yang sebenarnya
     Demonstrasikan kemajuan untuk target berat badan
     Mencapai berat badan optimum
     Menjaga berat badan optimum.

·           dialisis akses integritas
    situs warna kulit
    dikeringkan di situs tidak hadir
    suhu tubuh
    kabar angin
    sensasi
    hematoma di situs tidak hadir
·           imobilitas konsekuensi
    fisiologis
    sakit tekanan
    sembelit
    impaksi tinja
    ileus paralitik
    kemih culculi
    retensi urin
    demam
    infeksi saluran kencing

·     Manajemen nutrisi:
     menanyakan apakah pasien memiliki alergi makanan
     mengetahui preferensi makanan pasien
     menentukan dalam koaboration dengan ahli gizi sebagai jumlah kalori yang tepat dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi Persyaratan gizi
     mendorong asupan kalori yang sesuai untuk tipe tubuh dan gaya hidup
     mendorong peningkatan asupan
     makanan zat besi yang sesuai
     mendorong peningkatan asupan protein, zat besi, vitamin c yang sesuai
     memberi terang, bubur, dan makanan lunak yang sesuai
     menyediakan pengganti gula yang sesuai
     memastikan bahwa diet termasuk makanan tinggi kandungan serat untuk mencegah sembelit
     menawarkan bumbu dan rempah-rempah sebagai dan sebagai alternatif untuk garam
     menyediakan pasien dengan protein tinggi, kalori tinggi, makanan jari nutrititious dan minuman yang dapat mudah dikonsumsi yang sesuai
     menyediakan pilihan makanan
     mengatur diet untuk gaya hidup pasien yang sesuai
     mengajarkan pasien cara menjaga makanan sesuai kebutuhan buku harian
     memantau asupan direkam untuk kandungan gizi dan kalori
     berat badan pasien pada interval yang tepat
     mendorong pasien untuk memakai gigi palsu benar pas dan mendapatkan perawatan gigi
     memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan gizi dan bagaimana memenuhi mereka
     mendorong persiapan makanan yang aman dan teknik reservasi
     menentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
     membantu pasien dalam menerima bantuan dari program gizi masyarakat yang tepat sesuai kebutuhan.

·         management gangguan makan
     berkolaborasi dengan anggota lain dari tim perawatan kesehatan untuk mengembangkan rencana perawatan melibatkan orang lain sabar dan signifikan yang sesuai
     berunding dengan tim dan pasien untuk menetapkan target berat, jika pasien tidak berada dalam kisaran berat badan dianjurkan untuk frame usia dan tubuh
     menetapkan jumlah berat badan harian yang diinginkan
     berunding dengan ahli gizi untuk menentukan asupan kalori harian
     mengajar dan memperkuat konsep nutrisi yang baik dengan pasien
     mendorong pasien untuk membahas makanan dengan ahli diet
     mengembangkan hubungan yang mendukung dengan pasien
     monitor parameter fisiologis Yang diperlukan
     memantau asupan keluaran
     memonitor kalori asupan makanan sehari-hari
     mendorong pemantauan diri pasien atau asupan makanan sehari-hari dan berat badan atau pemeliharaan










DAFTAR PUSTAKA
Blackwell, wiley. 2009. nursing diagnosis definition and clasification (nanda international). mosby
Johnson, marion. 2009. Nursing outcomes clasification. mosby
Mccloskey, joanne ce. 2009. nursing intervention clasification. Mosby

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger