Jumat, 05 November 2010

kepdes1 kasus 1

Kasus
tn B (42 tahun) dirawat diruang Paru RS X dengan keluhan sesak napas dan berkeringat dingin sejak 1 hari yang lalu. tn B masuk ke IGD tadi pagi dan baru dipindahkan keruang perawatan 15 menit yang lalu. Hasil pemeriksaan tanda vital menunjukkan: TD: 125/75 mmHg, N: 106 x/menit, P: 32 x/menit, dan S: 36,2 C
hasil pengkajian lebih lanjut pada Tn B menunjukkan bahwa:
·         Pekerjaan Tn B adalah kuli bangunan
·         tn B mengalami penurunan BB sebanyak 6 kg dalam sebulan terakhir
·         3 bulan yang lalu tuan B pernah mengkonsumsi obat selama 6 bulan, tapi tidak tahu jenis dan karena penyakit apa beliau harus mengkonsumsi obat tersebut. Yang dia ingat bahwa dokter yang memeriksanya telah mengtakan bahwa dia tidak perlu melanjutkan kembali mengkonsumsi obat tersebut.
·         Saat ini Tn B tidak merasa demam dan tidak batuk serta tidak ada sekret
·         Sebelum sesak, Tn B tidak ada melakukan kegiatan yang berat
·         Sesak napasnya saat ini terjadi tanpa diketahui penyebanya.
Pertanyaan:
1.    Identifikasi masalah
·         Penyakit apa yang diderita Tn B?
·         Apa penyebab penyakit tersebut?
·         Bagaimana proses patofisiologisnya? (WOC)
·         Apa pengetahuan teoritisnya?
2.    Buat askep berdasarkan pola prioritas
·         pola fungsional gordon
·         Nanda NIC NOC
Jawaban:
1.    Identifikasi masalah
·         Penyakit yang diderita Tn B adalah :emfisema panlobular
·         Penyebab : kebiasaan merokok, terkena polusi karena bekerja sebagai kuli bangunan .

·         E. Patofisiologi
Emfisema paru merupakan suatu pengembangan paru disertai perobekan alveolus-alveolus yang tidak dapat pulih, dapat bersifat menyeluruh atau terlokalisasi, mengenai sebagian atau seluruh paru.
Pengisian udara berlebihan dengan obstruksi terjadi akibat dari obstrusi sebagian yang mengenai suatu bronkus atau bronkiolus dimana pengeluaran udara dari dalam alveolus menjadi lebih sukar dari pemasukannya. Dalam keadaan demikian terjadi penimbunan udara yang bertambah di sebelah distal dari alveolus.
Pada emfisema terjadi penyempitan saluran nafas, penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan sesak, penyempitan saluran nafas disebabkan oleh berkurangnya elastisitas paru-paru.

infeksi
Polusi
Rokok
dispnoe
Emfisema
Distress pernafasan
Emfisema panlobular
Emfisema sentrilobular
Ekspansi paru menurun
Peningkatan pembentukan mukus
Kerusakan bronkus dan alveoli
Nafsu makan menurun
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Bersihan jalan nafas tidak efektif
 






















·         Pengetahuan teoritis.
Emfisema merupakan keadaan dimana alveoli menjadi kaku mengembang dan terus menerus terisi udara walaupun setelah ekspirasi.(Kus Irianto.2004.216)

Emfisema merupakan morfologik didefisiensi sebagai pembesaran abnormal ruang-ruang udara distal
dari bronkiolus terminal dengan desruksi dindingnya.(Robbins.1994.253)

Emfisema adalah penyakit obtruktif kronik akibat kurangnya elastisitas paru dan luas permukaan alveoli.(Corwin.2000.435)
B. Klasifikasi
Terdapat 2 (dua) jenis emfisema utama, yang diklasifikasikan berdasarkan perubahan yang terjadi dalam paru-paru :
  1. Panlobular (panacinar), yaitu terjadi kerusakan bronkus pernapasan, duktus alveolar, dan alveoli. Semua ruang udara di dalam lobus sedikit banyak membesar, dengan sedikit penyakit inflamasi. Ciri khasnya yaitu memiliki dada yang hiperinflasi dan ditandai oleh dispnea saat aktivitas, dan penurunan berat badan.

  1. Sentrilobular (sentroacinar), yaitu perubahan patologi terutama terjadi pada pusat lobus sekunder, dan perifer dari asinus tetap baik. Seringkali terjadi kekacauan rasio perfusi-ventilasi, yang menimbulkan hipoksia, hiperkapnia (peningkatan CO2 dalam darah arteri), polisitemia, dan episode gagal jantung sebelah kanan. Kondisi mengarah pada sianosis, edema perifer, dan gagal napas.



C. Etiologi
Beberapa hal yang dapat menyebabkan emfisema paru yaitu :
  1. Rokok
    Rokok secara patologis dapat menyebabkan gangguan pergerakan silia pada jalan nafas, menghambat fungsi makrofag alveolar, menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bromkus.
  2. Polusi
    Polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan emfisema. Insiden dan angka kematian emfisema bisa dikatakan selalu lebih tinggi di daerah yang padat industrialisasi, polusi udara seperti halnya asap tembakau, dapat menyebabkan gangguan pada silia menghambat fungsi makrofag alveolar.
  3. Infeksi
    Infeksi saluran nafas akan menyebabkan kerusakan paru lebih berat. Penyakit infeksi saluran nafas seperti pneumonia, bronkiolitis akut dan asma bronkiale, dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya emfisema.
  4. Genetik.
  5. Paparan Debu.

D. Manifestasi Klinis
  1. Dispnea
  2. Pada inspeksi: bentuk dada ‘burrel chest’
  3. Pernapasan dada, pernapasan abnormal tidak efektif, dan penggunaan otot-otot aksesori pernapasan (sternokleidomastoid)
  4. Pada perkusi: hiperesonans dan penurunan fremitus pada seluruh bidang paru.
  5. Pada auskultasi: terdengar bunyi napas dengan krekels, ronki, dan perpanjangan ekspirasi
  6. Anoreksia, penurunan berat badan, dan kelemahan umum
  7. Distensi vena leher selama ekspirasi.
2.    Askep
·         Pengkajian
Nama                         : Tn B
Umur                          : 42 tahun
Pekerjaan                  : kuli bangunan
Alamat                        : jl. Niaga no. 156
Jaminan                    : askeskin
Riwayat kesehatan   : resiko terjankit TB. Mongkonsumsi obat selama 6 bulan tiga tahun yang lalu.
Riwayat kesehatan sekarang :  sesak napas, keringat dingin, berat badan menurun, suhu badan dibawah normal, pernapafan meningkat, denyut nadi meningkat.
TTV     :
·         TD         : 125/75 mmHg
·         N            : 106 x/menit
·         P                        : 32 x/menit
·         S                        : 36,2o C
Pengkajian
DS :
·         TN B mengeluh “sesak napas dan tidak tahu penyebabnya, serta berkeringat dingin sejak sehari yang lalu.”
·         “Tidak melakukan pekerjaan berat sebelum sesak”.
DO:
Tidak batuk, tidak ada sekret
TD         : 125/75 mmHg
N            : 106 x/menit
P                        : 32 x/menit
S                        : 36,2o C
Penurunan bert badan 6 kg selama sebulan terakhir
Pengkajian 11 Pola Gordon:
1.    Pola Persepsi Kesehatan-Pemeliharaan Kesehatan
·         Apakah pernah mengalami batuk parah bahkan sampai berdarah?
Tidak
·         Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya?
Tiga tahun yang lalu Tn B pernah mengkonsumsi obat selama 6 bulaan dab berhenti setelah disuruh dokter berhenti
·         Apakah klien menghindari aktivitas yang dapat mengganggu kesehatannya?
Tidak, pekerjaan klien sebagai kuli bangunan membuatnya selalu berada dalam kondisi polusi udara dan bekerja berat.
·         Bagaimana kondisi ekonomi klien?
Klien hidup sederhana dengan 3 orang anak. Klien menghidupi keluarganya dengan bekerja sebagai kuli bangunan.
2.    Pola Nutrisi Metabolik
·         Apa menu makanan klien sebelum sesak napas?
Frekuensi makan 3 x sehari, dengan jenis makanan: nasi biasa, pauk berupa tahu, tempe, telur dan sayur.
Jenis minuman yang diminum: kopi dan air putih, klien suka minum minuman dingin setelah bekerja untuk menyejukkan tubuh.
Makanan pantangan : minuman dingin
3.    Pola Eliminasi
·         Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?
Tidak
·         Apakah klien sering berkeringat?
Klien bekeringat dingin sejak sehari yang lalu
4.    Pola Aktivitas dan Latihan
·         Apa saja Kebiasaan aktivitas sehari-hari klien sebelum masuk RS?
Klien adalah seorang kuli bangunan. Ia sering melakukan pekerjaan berat dan terdapat banyak polusi.
·         Adakah rasa sakit/nyeri dada saat melakukan aktivitas?
Klien mengeluhkan sesak napas berkepanjangan sehingga mulai merasa tidak nyaman didaerah dada.
·         Apakah klien mampu melakukan aktifitas berat?
Harus mampu karena pekerjaannya.
5.    Pola Istirahat dan Tidur
·         Apakah ada gangguan tidur?
Klien terganggu karena sesak napas yang dideritanya. Serta klien sering mengalami keringat dingin yang membuatnya gerah
·         Apakah sakit klien mengganggu aktivitas sehari-harinya?
Klien sering merasa sesak napas dan nyeri didadanya saat menjalankan pekerjaannya sebagai kuli bangunan


6.    Pola Persepsi Kognitif
·         Adakah nyeri sendi saat bergerak atau istirahat?
Terasa berat didaerah dada saat beraktifitas apalagi saat sesak napasnya kambuh
·         Adakah hal yang dikhawatirkan klien tentang penyakitnya
Klien takut kalau kondisinya memburuk perannya sebagai kepala keluarga terganggu
7.    Pola Persepsi dan Konsep Diri
·         Adakah perubahan pada bentuk tubuh?
Bahu klien terangkat keatas, tulang skapulanya terlihat menonjol karena tubuhnya yang semakin kurus.
·         Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?
Tidak, klien masih tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa sebelum masuk RS meskipun terkadang terganggu oleh sesak napasnya.
8.    Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
·         Bagaimana hubungan dengan keluarga?
Hubungan klien dan keluarga baik
·         Apakah ada perubahan peran pada klien?
·         Tidak, karena klien tetap menjalankan fungsinya sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya.
9.    Pola Reproduksi Seksualitas
·         Adakah gangguan seksualitas?
Tidak
10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
·         Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?
Klien merasa sedikit khawatir kalau kondisinya semakin memburuk tidak dapat lagi bekerja dan mencari nafkah
11. Pola Sistem Kepercayaan
·         Adakah gangguan beribadah?
Tidak ada
·         Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan
Klien berdo’a kepada tuhan untuk kesembuhannya.

Asuhan Keperawatan
Diagnosa keperawatan:
·         BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF


No
NANDA
NOC
NIC
1.
BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF

      Kontrol aspirasi
   Mengidentifikasi factor resiko
   Menghindari factor resiko
      Status pernapasan: kepatenan jalan napas
     Tidak ada sesak
     Tidak ada bunyi napas tambahan
      Status pernapasan: ventilasi
     Tidak ada suara napas tambahan
     Kenyamanan bernapas
     Auskultasi suara napas

      Manajemen jalan nafas
     Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
     Auskultasi bunyi napas, tandai area pernurunan ataupun hilangnya ventilasi dan adanya bunyi napas tambahan
     Pantau status pernapasan

      Pencegahan aspirasi
     Monitor status napas pasien
     Atur dan pantau jalan napas pasien
     Perhatikan reflex batuk

·         Pengefektifan batuk
     Ajarkan pasien batuk efektif

      Monitor pernapasan
     Memeriksa adanya bising pada pernapasan
     Auskultasi bunyi napas, tandai area pernurunan ataupun hilangnya ventilasi dan adanya bunyi napas tambahan

·         Pengaturan posisi
     Tempatkan pasien pada tempat tidur  yg sesuai
     Tempatkan pada posisi yg terapeutik
     Posisi kesejaran tubuh yang baik
     Posisikan untuk meringankan dyspnea (posisi semi fowler), sesuai kebutuhan








22.
Ketidakseimabangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: intake, nutrisi tidak cukup untuk keperluan
metabolisme
·     Status nutrisi
·     Status nutrisi: intake makanan dan cairan
·     Status nutrisi: intake zat makanan
·      Mengontrol berat badan


·         Tahap – tahap makan
·         Memantau munculnya suara di bagian perut atau usus
·         Mengatur NPO, jika diperlukan
·         Menekan saluran nasoastric dan memantau daya tahan, jika diperlukan
·         Memantau kesiapan dan kehadiran reflek muntah, jika diperlukan
·         Memantau daya tahan penyerapan pecahan es dan air
·         Mengetahui jika pasien telah kentut
·         Kolaborasi dengan anggota tim pelayanan kesehatan lainnya untuk mengontrol makanan secepat mungkin tanpa komplikasi
·         Meningkatkan makanan dari makanan yanpa cairan, banyak cairan, lunak,hingga teratur, atau memilih makanan trtantu untuk dewas dan anak-anak, jika perlu
·         Meningkatkan cairan glukosa atau larutan elektrolit di mulut, setengah resep yang dianjurkan hingga semua resep yang dianjurkan untuk bayi
·         Memantau daya tahan terhadap peningkatan makanan
·         Menyarankan enam kali makan secara sedikit, daripada tia kali makan banyak, jika diperlukan
·         Menempatkan pengaturan makanan pada kamar tidur, pada grafik/peta, dan dalam rencana perawatan

·         Mengontrol ketidakteraturan makan:
·         Kolaborasi dengan anggota tim pelayanan kesehatah lainnya untuk mengembangkan rencan pengobatan: meliputi pasien dan /atau orang yang terkait, jika diperlukan
·         Berunding dengan tim atay pasien untuk membuat sebuah target berat, jiak pasien tidak sampai pada batas berat yang dianjurkan sesuai umur dan postur tubuh
·         Membuat sejumlah catatan mengenai penambahan berat badan sehari-hari yang diinginkan
·         Berunding dengan ahli makanan untuk menentukan keperluan intake kalori sehari-hari untuk mencapai dan /atau mempertahankan target berat badan
·         Mengajarkan dan memperkuat konsep nutrisi yang b agus dengan pasien (dan orang terkait, jika diperlukan)
·         Anjurkan pasien untuk mendiskusikan makanan pilihan dengan ahli makanan
·         Mengembangkan hubungan persahabatan yang mendukung dengan pasien
·         Memantau parameter fisiologi (tanda-tanda vital dan jumlah elektrolit), jika diperlukan
·         Menimbang berat badan menjadi sebuah rutinitas (e.g. pada waktu yang sama setiap hari dan setelah buang air)
·         Memantau intake dan output cairan, jika diperlukan
·         Memantau intake kalori makanan sehari-hari
·         Anjurkan pasien memantau sendiiri intake makanan sehari-hari dan menambah/mempertahankan berat badan, jika diperlukan
·         Membuat harapan perilaku makan yang tepat, intake makanan/cairan, dan jumlan aktivitas fisik
·         Menggunakan  kontrak perilaku dengan pasien untuk mendapatkan penambahan berat badan yang diinginkan atau mempertahankan perilaku
·         Membatasi ketersediaan makanan dalam daftar, menjaga keawetan makanan dan snack
·         Amati pasien selama dan setelah makan untuk memastikan bahwa kecukupan intake dapat dicapai dan dipertahankan
·         Antarkan pasien ke kamar mandi selama observasi berlangsung setelah makan
·         Batasi waktu di kamar mandi ketika tidak melakukan observasi
·         Memantau perilaku pasien yang berhubungan dengan makanan penuruna berta badan, dan penambahan berat badan
·         Menggunakan teknik perubahan perilaku untuk mengetahui perilaku yang berhubungan dengan penambahan berat badan dan untuk membatasi perilaku yang dapat menurunkan berat badan
·         Memberikan bantuan untuk menambah berat badan dan perilaku yang berhubungan dengan penambahan berat badan
·         Memberikan pemahaman tentang konsekuensi akibat penurunan berat badan, perilaku penurunan berat badan, atau kekurangan penambahan berat badan
·         Memberi bantuan (e.g. terapiu relaksasi, latihan kesabaran, dan kesempatan untuk membicarakan tentang perasaan) kepada pasien untuk membentuk perilaku makan yang baru,
·         Merubah citra tubuh, dan merubah gaya hidup
·         Anjurkan pasien untuk menggunakan bahasa sehari-hari untuk menyatakan perasaan
·         Batasi aktivitas fisik untuk meningkatkan penambahan berat badan, jika diperlukan
·         Memberikan pengawasan terhadap program latihan, ketika diperlukan
·         Memberi kesempatan untuk membuat pilihan yang terbatas terhadap makan dan latihan, seperti penambahan berat badan sesuai cara yang diinginkan

·         Pengontrolan cairan
·         Menimbang berat badan harian dan pantau gejala yang terjadi
·         Menghitung atau menimbang diaper
·         Memelihara keakuratn laporan jumlah intake dan output cairan
·         Memasang kateter urin, jika diperlukan
·         Memantau status cairan (e.g. kelembaban membrane mukosa, kecukupan denyut  nadi, dan tekanan darah ortostatis), jika diperlukan
·         Memantau hasil laboratorium secara relevan untuk  menyimpan cairan (e.g. meningkatkan grafik dengan spesifik, meningkatkan BUN, pengurangan hematocrit, peningkatan tingkat osmolalitas urin)
·         Memantau status hemodinamis, meliputi CVP,MAP, PAP, dan PCWP,, jika mungkin
·         Mengukur tanda-tanda vital, jika perlu
·         Memantau indikasi cairan yang berlebihan (e.g. peningkatan CVP tekanan pembuluh darah kapileredema, vena di leher, dan asites), jika diperlukan
·         Memantau perubahan berat badan pasien sebelum dan setelah dialysis, jika diperlukan
·         Memperkirakan lokasi dan luas edema, jika dianjurkan
·         Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori harian, jika diperlukan
·         Melakukan terapi intravena, jika dianjurkan
·         Mengontrol status nutrisi
·         Memberikan cairan ,jika diperlukan
·         Memberikan obat untuk melancarkan buang air
·         Memberikan cairan intravena pada suhu ruangan

·         Meningkatkan intake oral (e.g. menyediakan sedotan minuman, memberikan cairan di antar makanan, dan mengganti air es secara rutin
·         Meminta pasien tidak mengatakan apapun ststus (NPO), jika diperlukan
·         Memberi obat pengganti untuk nasogastric berdasarkan output, jika diperlukan
·         Memberi intake cairan lebih dari 24 jam, jika diperlukan
·         Anjurkan orang yang terkaitnlainnya untuk membantu member pasien makan, jika diperlukan
·        Pengontrolan nutrisi
·         Menanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap makanan
·         Menetukan makanan pilihan pasien
·         Menentukan jumlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan
·         Tunjukkan intake kalori yang tepat sesuai tipe tubuh dan gaya hidup
·         Anjurkan menambah intake zat besi makanan, jika diperlukan
·         Menawarkan snack, (e.g. banyak minum dan buah segar/jus buah), jika diperlukan
·         Memberi makanan yang sehat, bersih, dan lunak, jika diperlukan
·         Memberi pengganti gula, jika diperlukan
·         Memastikan bahwa makanan meliputi makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
·         Memberikan tanaman obat dan rempah-rempah sebagai alternative pengganti garam
·         Memberi pasien makanan dan minuman tinggi protein, tinggi kalori, dan bernutrisi yang siap dikonsumsi, jika diperlukan
·         Memberi pilihan makanan
·         Membenarkan makanan dalam gaya hidup pasien, jika diperlukan
·         Mengajarkan pasien bagaimana membuat buku harian tentang makanan, jika diperlukan
·         Membuat catatan yang berisi intake nutrisi dan kalori
·         Menimbang berat badan pasien pad jarak waktu yang tepat
·         Anjurkan pasien memasang gigi palsu dengan tepat dan/atau memperoleh perwatan gigi
·         Memberi informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya
·         Ajarkan teknik pengolahan dan pemeliharaan makanan yang aman
·         Memantau kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
·         Mengajarkan dan merencanakan makan, jika diperlukan
·         Membantu pasien menerima pertolongan dari komunitas program nutrisi dengan tepat, jika diperlukan



















DAFTAR PUSTAKA
 Somantri I. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. 2008;52-55.

 Price, SA dan LM Wilson. 1996.Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC.  
Robbins, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Juall,Lynda. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

postingan yang sangat bagus, sangat bermanfaat tentunya, ditunggu postingan berikutnya
salam kenal dari Jual Benih Sayuran

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger